Header Ads

Waspada Hoax, Puluhan Pemuda Tasikmalaya Ikuti Pelatihan Medsos

Waspada Hoax, Puluhan Pemuda Tasikmalaya Ikuti Pelatihan Medsos

Tasikmalaya, PecintaUlama.ID - Kantor Staf Presiden bekerja sama dengan Forum Penggerak Budaya dan Organisasi di bawah payung Nahdlatul Ulama menggelar pelatihan media sosial (medsos) dan kampanye anti-hoax di Pondok Pesantren Cipasung. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, Kamis hingga Sabtu (29/11 – 1/12) ini bertujuan untuk mendidik dan melatih para mahasiswa, pelajar, dan santri untuk menjadi agen sekaligus produsen konten-konten positif melalui media sosial yang mereka miliki.

"Pelatihan ini diikuti oleh 73 orang yang berasal dari lingkungan pondok pesantren di Cipasung, serta anak-anak muda dari Garut, Pangandaran, sampai dengan santri dari beberapa kota di Jawa Tengah," kata koordinator pelatihan, Muh Ichwan DS.

Alois Wisnuhardana, Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden dan juga penulis buku "Anak Muda dan Medsos" di hadapan para peserta mengingatkan pentingnya anak-anak muda membangun gambaran positif diri mereka melalui media sosial.

"Hari ini, media sosial sudah jauh berkembang tidak hanya menjadi sarana hiburan. Banyak perusahaan sudah menggunakan media sosial sebagai alat untuk merekrut karyawan," ujarnya.

Bahkan, imbuh Alois, pemerintah Amerika Serikat (AS) pun sudah mulai menerapkan penggunaan media sosial untuk menyeleksi imigran yang akan masuk ke negeri Paman Sam tersebut.

"Anda akan diminta untuk menunjukkan ponsel yang media sosialnya sudah terhubung dengan akun Anda," jelasnya. "Jika ditemukan konten-konten yang dianggap membahayakan, maka bisa ditolak untuk masuk ke sana," tambahnya.

Media sosial kini sudah berkembang lebih jauh dari sejak pertama kali ditemukan. Oleh karena itu, Alois mengajak anak-anak muda untuk tidak ikut dalam memproduksi konten-konten negatif yang dapat merugikan mereka sendiri di masa depan.

"Dampak media sosial ini sungguh dahsyat. Seorang siswi atau santriwati, bahkan bisa terjerumus ke dalam pandangan yang salah yang merugikan masa depannya sendiri, hanya dalam hitungan waktu kurang dari setahun sejak ia mengenal media sosial," ucapnya.

Ketua Ansor Tasikmalaya, Asep Muslim yang juga menjadi pemateri menjelaskan bahaya berita hoax. Asep mencontohkan dampak perpecahan umat Islam pasca kepemimpinan Khalifah Usman bin Affan yang timbul karena adanya berita hoax.

"Berita hoax memiliki dampak seperti perpecahan umat Islam pasca kepemimpinan Khalifah Usman bin Affan," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, KH Abdul Khabir yang merupakan pengasuh pondok menjelaskan sejarah Pondok Pesantren Cipasung dan keunikan dari setiap pimpinan pondok pesantren tersebut. Salah satunya Kiai Haji Ruhiyat yang mendirikan pesantren pada usia 20 tahun.

"Waktu muda adalah waktu berkarya, jangan menunggu-nunggu lagi. Waktunya berkarya untuk menyampaikan pesan-pesan penting ajaran Ahlussunnah wal Jamaah," pesan Kiai Khabir di hadapan para santri. [*]

Posting Komentar

0 Komentar