Header Ads

Ini Beberapa Syarat Menjadi Pengusaha Sukses bagi Santri Menurut Gus Yusuf

Gus Yusuf Chudlori
Magelang, PecintaUlamaID - Pengasuh Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang, Jawa Tengah KH M Yusuf Chudlori membeberkan syarat menjadi pengusaha sukses bagi santri. Menurutnya, sebenarnya santri telah memiliki semua prasyarat untuk menjadi pengusaha sukses.

Hal ini ia sampaikan pada saat menjadi pembicara pada acara Sinau Online UMKM Gayeng (Sinoman) volume ke-8 yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Provinsi Jawa Tengah pada Kamis (30/7) dengan tema ‘Santri Berbisnis? Pasti Bisa!’.

"Kalau kita ngomong bisnis dan pengusaha, sebetulnya santri itu punya prasyarat untuk menjadi pengusaha sukses. Ada syarat dan rukun kalau dalam bahasa pesantren," kata Gus Yusuf, sapaan akrabnya.

"Agar ibadah kita sah, syaratnya seperti ini seperti itu. Untuk menjadi pengusaha, syarat-syaratnya sebenarnya sudah ada dalam sosok santri," imbuhnya.

Menurutnya, syarat pertama yang harus dipenuhi oleh orang yang ingin berbisnis itu adalah harus memiliki motivasi yang kuat. Dalam bahasa pesantren disebut dengan niat. "Innamal a'malu bin niyyat. Bahwa seluruh perilaku, amal ibadah ini berangkat dari niat," jelasnya.

Santri dalam berbisnis itu memiliki niat khusus, tidak hanya sekadar untuk menumpuk pundi-pundi finansial. Tetapi memiliki niat khusus, yakni beribadah.

"Kita punya kaidah fikih yang berbunyi ma la yatimmul wajib illa bihi fahuwa wajibun. Bisnis itu tidak wajib, yang wajib itu shalat. Tapi shalat, ibadah ini ada syarat-syaratnya. Orang shalat itu ada syarat harus menutup aurat. Artinya dia harus punya baju, sarung, mukena," ungkapnya.

"Tanpa itu, shalat tidak sah. Maka wajib bagi kita untuk mengupayakan menutup aurat. Maka harus punya baju. Bagaimana supaya bisa punya baju? Kita harus bekerja, kita harus punya duit untuk membeli baju," tambahnya.

Atas dasar itu, dirinya memberikan kesimpulan bahwa membeli baju, bekerja itu hukumya wajib. Karena rukun Islam lima itu semuanya membutuhkan biaya, yang tidak butuh biaya itu cuma syahadat yang hanya membutuhkan hati, niat, dan pengucapan. Selain syahadat, semuanya membutuhkan biaya.

"Shalat butuh biaya untuk menutup aurat. Puasa butuh biaya untuk sahur dan berbuka. Zakat itu harus menjadi orang yang berkecukupan, kalau tidak mampu tidak bisa berzakat. Apalagi haji yang hanya diperuntukkan bagi orang yang mampu saja," tukasnya.

Syarat kedua yang harus dipenuhi adalah adanya konsistensi. Dalam bahasa pesantren, konsistensi bisa disebut dengan istiqamah. "Di pesantren santri sudah dididik untuk selalu istiqomah. Bangun tidur diatur, mau tidur diatur. Ritmenya jelas, mau hujan, mau panas, itu jelas. Itu yang dibutuhkan," katanya.

Dikatakan, santri sejak dalam pesantren telah digembleng menjadi sosok yang tidak mudah menyerah melalui berbagai tirakat yang dilakukan selama di pesantren.

"Mental pengusaha itu harus punya kontinyuitas. Harus istiqamah, tahan banting. Mental itu ada di pesantren. Santri itu biasa tirakat, maka tidak mudah menyerah," bebernya.

"Insyaallah kalau mentalitas itu dikembangkan dalam berwirausaha, tidak mudah goyah dan menekuni, apa yang dia yakini itu menjadi passion usahanya. Maka insyaallah akan sukses," lanjutnya.

Syarat terakhir adalah adanya jaringan, sebab usaha tidak akan berkembang tanpa adanya jaringan. Dalam budaya pesantren, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah, budaya silaturahim yang dilakukan masyarakat pesantren sangatlah kuat. Untuk itu, Gus Yusuf mengajak para peserta agar memperbanyak saudara melalui berbagai kegiatan, forum-forum, dan lain sebagainya.

"Budaya silaturahim, networking ini sudah dimiliki oleh para santri. Jadi tidak ada alasan bagi santri untuk tidak berani berbisnis," tegasnya.

Faktor lain yang menentukan
Selain ketiga syarat tersebut, Gus Yusuf juga memaparkan bahwa ada faktor kunci yang hanya dimiliki oleh para santri, yakni kekuatan doa. "Karena apapun yang akan kita lakukan, rencanakan. Penentu akhir adalah yang memberi rezeki. Santri itu tahu passwordnya, kunci-kunci pintu rezeki," paparnya.

"Kalau masyarakat awam, memahami Alfatihah hanya sebatas dibaca pada saat shalat. Sedangkan santri beda, mereka tahu khasiat dan tata cara pembacaannya," imbuhnya. 

Selain itu, dirinya juga mengatakan bahwa peran dan dukungan pemerintah juga sangat dibutuhkan dan menjadi salah satu faktor pendukung dalam suksesnya berbisnis. "Ditambah lagi adalah support dari BI dan kepedulian dari pemerintah mulai dari pendanaan dan pelatihan," ujarnya. 

Di akhir, Gus Yusuf juga berharap agar forum semacam ini bisa berkembang terus dan tidak sebatas forum saja, namun juga dalam wujud pengawalan serta pelatihan dari pemerintah sehingga bisa memunculkan pebisnis-pebisnis dari kalangan santri. 

"Maka saya sangat berharap forum-forum seperti ini bisa berkembang dan saya juga berharap ada pengawalan, pelatihan dari pemerintah sehingga bisa muncul pebisnis-pebisnis dari santri yang tentu memiliki mentalitas yang kuat dan juga bisnis tidak hanya sekadar untuk dirinya saja, tapi juga untuk kemanfaatan bagi masyarakat dan juga negara," tutupnya.

Posting Komentar

0 Komentar