Header Ads

Gus Ubaid dan "Darah Biru" Ulama Nusantara

KH Tubagus Muhammad Falak sedangkan yang kanan adalah cicit beliau, Kiai Achmad Ubaidillah Albantany atau Gus Ubaid. (Gambar: Facebook Gunawan Wicaksono)

PecintaUlamaID - Dua gambar ini sengaja saya tampilkan berjejer. Lukisan di kiri adalah sosok KH Tubagus Muhammad Falak sedangkan yang kanan adalah cicit beliau, Achmad Ubaidillah Albantany, kiai muda Nahdlatul Ulama. Saya memanggilnya Gus Ubaid. Adanya kemiripan wajah dan posisi duduk membuat saya tertarik untuk memotretnya.

Gus Ubaid bukan lah orang asing dalam hidup saya, ia adalah kawan dekat saya selama kami sama-sama kuliah di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia. Meski berbeda program studi, Gus Ubaid di Program Studi Rusia sedangkan saya di Program Studi Jawa, namun kami sering bersama-sama dalam berbagai kegiatan kampus. Bahkan saya sempat menjadi salah satu anggota tim sukses Gus Ubaid waktu memenangkan kontestasi pemilihan Ketua Senat FIB-UI tahun 2001.

Penulis bersama Gus Ubaid di Pagentongan, Bogor, Jawa Barat. (Gambar: Facebook Gunawan Wicaksono)

KH Tubagus Muhammad Falak atau dikenal dengan sebutan Abah Falak adalah ulama kondang Nusantara yang bermukim di Pagentongan, Bogor. Abah Falak yang lahir pada tahun 1842, ternyata tidak hanya terkenal di Nusantara, keilmuannya pun diakui oleh otoritas Masjidil Haram, Mekah, maka tak heran bahwa Abah Falak seolah memegang lisensi untuk mengajar ilmu-ilmu tarekat di wilayah Mekah. Pada periode tahun 1878, Abah Falak pulang ke kampung halamannya di Banten untuk memimpin pemberontakan petani terhadap pemerintah Kolonial Belanda yang dikenal sebagai peristiwa "Geger Cilegon". Abah sempat ditangkap, namun akhirnya dibebaskan karena Belanda takut jika penangkapan Abah akan memancing kemarahan rakyat.

Abah Falak kembali lagi ke Mekah pada periode 1890-an. Nah pada periode ini lah banyak ulama-ulama Nusantara yang berguru pada Abah Falak di Mekah, salah satunya adalah Mbah Hadratussyaikh Hasyim Asyari (Kakek-nya Gus Dur). Nasihat Abah Falak juga sering dijadikan rujukan para tokoh-tokoh pendiri Republik seperti HOS Tjokroaminoto dan Soekarno dalam berjuang mencapai kemerdekaan.

Setelah Indonesia merdeka pun, petuah-petuah Abah Falak pun masih menjadi sumber pertimbangan Menteri Agama KH Syaifudin Zuhri dalam pengambilan keputusan-keputusan penting. Dalam sebuah kesempatan, Bung Karno yang sedang berada di Istana Bogor beberapa kali sowan ke rumah Abah di Pagentongan untuk meminta pertimbangan saat akan mengeluarkan kebijakan, bahkan diceritakan suatu malam Bung Karno datang tengah malam dengan menggunakan piyama tidurnya.

Kiprah Abah Falak merupakan salah satu potret sumbangsih ulama Nusantara pewaris Ahlussunah WalJamaah dalam mencapai kemerdekaan Republik Indonesia. Lalu bagaimana peran sang cicit? Gus Ubaid yang di dalamnya mengalir "Darah Biru" ulama besar Ahlussunah WalJamaah di Nusantara saat ini pun kiprahnya seolah mewarisi kakek buyutnya. Ia saat ini menjadi Direktur di Pusat Studi Pesantren juga sebagai pendiri situs berita Islam yang teduh bernama iqra.id . Seperti kata pepatah: Buah pasti jatuh tidak jauh dari pohonnya, dan buah-nya pasti vitaminnya bermanfaat bagi kesehatan masyarakat.

Salam Islam Nusantara,

(Pendiri Paguyuban Bhinneka Nusantara)

#IslamNusantara

Posting Komentar

0 Komentar