Header Ads

Mengenal Pesantren Al Anwar, Pesantren di Ujung Timur Jawa Tengah

Rembang, PecintaUlama.ID - Siapa yang tak kenal dengan KH Maimoen Zubair? Beliau adalah sosok kiai sepuh yang menjadi salah satu Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Namun, tahukah Anda dengan pesantren asuhan beliau? Kebanyakan orang akan mengatakan beliau mengasuh Pondok Sarang. Ya, benar. Memang pondok pesantren asuhan beliau masyhur dengan sebutan itu.

Akan tetapi, sudahkah Anda apa nama dan bagaimana sejarah pondok asuhan beliau yang terletak di Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, sebuah kota kecil di ujung pantura timur Provinsi Jawa Tengah ini? Mari kita simak tulisan berikut ini untuk lebih mengenal Pesantren Al Anwar ini.

Sekilas Pondok Pesantren Al Anwar
Pesantren Sarang, adalah pesantren yang ada di Sarang. Entah bagaimana asbabul wurudnya, nama pesantren selalu lebih lekat dengan daerahnya ketimbang "nama resmi" lembaganya. Malah acap kali orang menyebutkan pesantren dengan nama Kiainya, misalnya "Pondoke Mbah Maimun Sarang", atau "Pondoke Mbah Kholil Rembang" dan seterusnya. Sampai sekarang, orang lebih menyebut pondok Lirboyo, misalnya, karena berada di Lirboyo atau pondok Ploso, karena berada di Ploso. Tak berbeda pula dengan pondok Sarang.

Jika menilik letak geografisnya, tentu tidak ada yang menarik di sini. Kompleks Pesantren adalah tanah yang gersang, bangunannya juga tidak terlalu istimewa. Namun jangan salah sangka, Sarang adalah media semai bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Dari rahim pondok Sarang, beriatus-ratus tokoh agama mengenyam "pahit-getirnya" memburu pengetahuan.

Tidak salah jika Sarang kemudian dibutuhkan masyarakat. Sekian ribu santri berjubel dan hilir mudik memburu tempat pengajian. Beribu-ribu mulut selalu komat-kamit menghafal materi pelajaran. Hari-hari di Sarang tidak akan pernah bisa dibatasi oleh putaran jarum jam.

Sebelum adzan subuh berkumandang, lantunan ayat Al Qur'an sudah menyambutnya. Setelah jama'ah subuh, beberapa tempat mengaji sudah penuh. Sebentar setelah mentari muncul, ribuan santri bagai lebah berterbangan menuju madrasah. Sebagian lagi memenuhi ruang untuk muhadloroh.

Siang sampai sore pun tidak ada waktu yang kosong. Malam hari apalagi. Aktivitas para penghuni Sarang seperti tidak pernah memberi peluang waktu untuk berlalu percuma. Sarang benar-benar samudra ilmu yang tiada tepinya.

Pesantren tetaplah pesantren. Itu yang tidak bisa kita lupakan. Segala keunikan dan keanehan bisa kita saksikan di dalamnya. Tempat ini merupakan melting bowl bagi sekian banyak produk budaya yang melekat pada setiap santri. Sehingga interaksi dari sekian banyak santri selain menjadikan mereka akrab, juga menjadikan mereka menemukan kreativitas baru.

Anda bisa membayangkan misalnya, bagaimana orang "kulonan" yang biasa bersopan santun ketamu dengan orang "wetanan" yang lebih suka bloko suto. Anak petani yang berbudaya agraris harus hidup sekamar dengan anak pedagang yang biasanya lebih rasional. Dan tentu masih banyak lagi. Kekayaan tradisi yang ada tidaklah mati atau dimatikan, namun disinergikan ke dalam bentuk akulturasi yang kreatif. Sehingga muncul hibrida baru, hibrida khas pondok pesantren.

Anda lewat saat ada orang makan, pasti akan ditawari "Monggo, Kang. Ndogol..! Atau misalnya masuk warung, anda akan mendengar Es Jarang, mBolot atau misalnya Anda bertingkah menyakitkan, pasti langsung "disambut" dengan Kake'ane..! Sambutan khas orang pesisiran. Jika berjalan ke timur Pondok, Anda akan ketemu Warung Mak Lampir dan bila ke selatan, Anda akan tiba di Warung Kolera.

Itulah pondok Sarang, selain gudangnya istilah, ia menjadi gudangnya pengetahuan. Bagaimana tidak, para santri tidak hanya mengaji dan menghafal kitab semata, bahkan juga menghafal kamus Arab, misalnya nazham Ro'sun Sirah, Mafriqun Nyeng unyengan dst. Semua itulah yang bisa kita rasakan sehari-hari di pondok Sarang.

Tidak berlebihan kalau pondok Sarang selalu menempati ruangan tersendiri di hati para santri dan alumni. Segudang perasaan bercampur baur dibingkai rasa suka, kangen dan penasaran. Siapapun tentu akan terlintas tentang masa-masa nyantri di sana. Dan itulah yang menjadikan Sarang tidak cuma hidup di kenyataan sehari-hari, tapi juga selalu hidup di dalam hati.

Visi & Misi Pondok Pesantren Al Anwar
Visi
1.Mewujudkan pesantren yang mampu menghasilkan lulusan yang dapat menguasai disiplin ilmu keislaman serta berakhlak mulia serta peduli kepada sesama 
2. Memantapkan iman dan taqwa serta mengembangkan ilmu pengetahuan keislaman untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat berdasarkan Al-Qur'an dan Assunnah 

Misi
1.Beriman dan bertaqwa, berprestasi serta berakhlakul karimah
2. Mengarahkan dan mengantarkan umat memenuhi fitrahnya sebagi khairu ummah yang dapat memerankan kepeloporan kemajuan dan perubahan sosial sehingga tercipta negara Indonesia sebagai Baldah Thayyibah dan Rabb Ghafur

Tujuan
1. Menghimpun santri untuk keperluan pembinaan dan pengembangan secara optimal di bidang keilmuan keislaman dan dan iptek 
2. Menjadi pusat unggulan (dalam arti khusus) sehingga tercipta persaingan yang sehat dan mandiri 
3. Memproduksi peserta didik yang memiliki tingkat keberhasilan keilmuan yang maksimal 
4. Mengimplementasikan IMTAQ dalam kehidupan sehari-sehari
Program Pengembangan Masyarakat
Di samping menjadi agen taffaqquh fiddin, pesantren juga menjadi agen pengembangan masyarakat. Peran serta dan kontribusi Pesantren dalam bidang ini tidak diragukan lagi. Sekedar menunjuk bukti, banyak para alumni Pesantren yang menjadi tokoh masyarakat, pejabat pemerintah serta profesi lainnya yang berhubungan langsung dengan pengembangan dan pendayagunaan masyarakat.

Dalam hal ini Program Pengembangan Masyarakat oleh Pondok Pesantren Al Anwar meliputi :
A. Progam Pengembangan Santri
1. Dalam rangka mengupayakan peningkatan mutu keilmuan santri, Pondok Pesantren Al Anwar menjalin kejasama dengan Universitas Al Azhar, Mesir dan Majma' Kaftaro Damaskus, Syiria, pesantren Daruttauhid, Makkah Al Mukarromah dan lembaga menara ilmu lainnya. Melalui kerjasama ini telah banyak alumni Pondok Pesantren Al Anwar yang melanjutkan pendidikannya di lembaga-lembaga tersebut tanpa melalui tes saringan, di samping penggunaan kurikulum yang sama. Di antara pelaksanaan program ini, Pondok Pesantren Al Anwar mengirim santri-santri terbaiknya untuk mengikuti bahsul Masail yang diselenggarakan oleh pondok pesantren lain atau lembaga tertentu.

2. Peningkatan profesionalisme guru dengan mengikat kerjasama dengan Universitas Abin Nur, Syria. Dengan kerjasama ini para asatidz memperoleh kesempatan mengikuti daurah tahunan di lembaga pendidikan Abin Nur besama para mahasiswa lain yang berasal dari mancanegara. Para asatidz juga didorong dan diberi kesempatan mengikuti seminar di berbagai bidang yang diselenggarakan beberapa pihak.

3. Pengembangan program prioritas adalah mendidik para santri agar mampu memahami dan mendalami kitab-kitab klasik (salaf) dan modern ('ashriyyah) serta mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Progam ini direalisasikan dengan mengadakan aktifitas kajian kitab-kitab salaf, aktifitas Mudzakarah, Muhafazhah dan kegiatan lain yang dinilai mampu merealisasikan dan menyukseskan program prioritas.

4. Peningkatan pengetahuan santri di bidang Iptek. Sehubungan dengan itu Pondok Pesantren Al Anwar mendirikan Madrasa Tsanwiyyah dan Madrasah Aliyah dengan target santri mampu menguasai berbagai disiplin ilmu, baik ilmu keislaman dan non keislaman sebagai bekal mereka saat terjun ke dalam masyarakat.

B. Progam Pengembangan Masyarakat
1. Pemberdayaan sumberdaya manusia 
Pondok Pesantren Al Anwar memberikan pelatihan khusus dan kesempatan magang di beberapa tempat yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan kepentingan pengembangan Pondok Pesantren Al Anwar.

2. Para santri dikirim ke beberapa wilayah di Madura, Malang, Brebes dan wilayah lainnya, ternasuk Papua. Program ini juga diwujudkan dengan menyelenggarakan pengajian mingguan untuk masyarakat sekitar yang langsung diampu oleh Asy Syaikh Maimoen Zubair. Hal ini meruapakan bentuk kepedulian Pondok Pesantren Al Anwar kepada masyarakat sekitar lokasi Pesantren. Dengan begitu Pesantren berfungsi sebagai fasilitator dan instrumen.

3. Sebagai agen perubahan (agent of social change)
Sebagai agen perubahan sosial, Pondok Pesantren Al Anwar dituntut untuk memproduksi manusia yang berakhlaqul karimah, beriman dan bertaqwa serta mampu menjadi embun penyejuk di atas kondisi dekadensi moral atau moral hazard.

4. Sebagai pusat unggulan
Pondok Pesantren Al Anwar tidak boleh menjadi sekedar lembaga keagamaan dan pendidikan saja. Tetapi bahkan juga sebagai lembaga pengembangan masyarakat. Dengan multifunsi seperti ini Pondok Pesantren Al Anwar menjadi pusat unggulan, baik dalam hal pendidikan keislaman maupun pengembangan masyarakat.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar
Pengasuh atau lebih sering dikenal dengan istilah kiai merupakan sosok yang paling penting (key person) dan menentukan dalam pengembangan dan manajemen pondok pesantren. Di samping itu, kharismanya tak jarang menjadi pemicu kedatangan santri dari segala penjuru propinsi untuk belajar di pondok pesantrennya. Dalam kondisi yang terakhir disebut, alasan datang belajar tidak lagi didasarkan pada keindahan atau kemegahan gedung maupun kelengkapan fasilitasnya.

KH Maimoen Zubair sebagai pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar adalah sosok yang paling berperan dalam perkembangan Pesantren. Beliau berjuang sejak dari nol hingga Pondok Pesantren Al Anwar berkembang sedemikian pesat, baik dari sisi jumlah santri mapupun luas area komplek Pesantren. Di usia beliau yang senja dan kesibukannya yang begitu menyita waktu, beliau masih aktif mendidik dan menggembleng para santri secara konsisten. Kealiman, kepribadian, kearifannya sangat dikagumi oleh para santri maupun koleganya.

Alih-alih beberapa pondok pesantren di Indonesia mulai membuka diri terhadap kurikulum non Pesantren (Salaf atau Tradisional) dan bahkan meninggalkan ciri-ciri kesalafan sistemnya, beliau -dibantu oleh putra-putranya yang seluruhnya jebolan lembaga-lebaga pendidikan ternama di Timur Tengah- malah berusaha mempertahankan kesalafan (ketradisionalan) Pondok Pesantren Al Anwar. Sebuah tindakan yang berani di tengah-tengah "perubahan" wawasan masyarakat.

Berikut nama para pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar serta lembaga pendidikan di mana para pengasuh "menimba dan meminum untuk dituangkan kembali" :

Nama Lembaga Pendidikan Negara
KH Maimoen Zubair Ma'had Sayyid Al Maliki Makkah Saudi Arabia
KH Abdullah Ubab MZ Ma'had Sayyid Al Maliki Makkah Saudi Arabia
KH Muhammad Najih MZ Ma'had Sayyid Al Maliki Makkah Saudi Arabia
KH Aufal Marom Ma'had Sayyid Al Maliki Makkah Saudi Arabia
KH Majid Kamil MZ Ma'had Sayyid Al Maliki Makkah Saudi Arabia
KH Abdur Rouf MZ Ma'had Sayyid Al Maliki Makkah Saudi Arabia
KH Abdul Ghofur MZ MA Universitas Al Azhar Kairo Mesir
KH Muhammad Wafi MZ Lc Universitas Zamalik Kairo Mesir
KH Taj Yasin MZ Ma'had Ta'hily Mujamma' As-Syaikh Ahmad Kaftaroo Syiria
Ags H M Idror MZ Ma'had Sayyid Al Maliki Makkah Saudi Arabia


Asatidz & Santri Al Anwar
Asatidz 
Asatidz adalah para santri lulusan terbaik Pondok Pesantren Al Anwar atau alumni Pondok Pesanten Al Anwar yang telah melanjutkan studinya di Timur Tengah. Hingga saat ini tercatat 50 orang ustadz yang berkhidmah membantu proses pendidikan di pesantren yang masih eksis mempertahankan nilai-nilai kesalafan ini.

Santri
Seiring dengan fenomena perubahan cara pikir masyarakat yang cenderung mengarah kepada materialisme tidak sedikit pesantren-pesantren salaf (tradisional) yang mengalami penurunan dari sisi kuantitas dan kualitas santri. Satu hal yang amat disyukuri oleh Pondok Pesantren Al Anwar adalah hal itu tidak terjadi di Pesantren Al Anwar di bawah asuhan KH Maimoen Zubair. Meskipun tetap bertahan dengan nilai-nilai kesalafannya, pesantren ini masih tetap dibanjiri oleh peminatnya.

Di sisi kualitas, cukup banyak para alumninya yang berhasil meraih gelar sarjana dari berbagai strata setelah melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri.
Secara geografis santri Pondok Pesantren Al Anwar berasal dari pelbagai daerah di Indonesia, baik Jawa maupun luar Jawa seperti Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan termasuk Papua.

Lingkungan Sekitar Al Anwar
Karangmangu -sebelumnya bernama Karangkembang, tempat di mana Pondok Pesantren Al Anwar berada- adalah sebuah desa di tepi laut utara Jawa Tengah bagian timur. Desa ini bagian dari Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang.

Mengingat letaknya yang berada di pesisir pantai utara, kebanyakan penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Sementara profesi sebagian penduduk yang lain adalah petani dan pedagang. Di pagi hari, umumnya penduduk sekitar Pondok pesantren Al Anwar pergi melaut untuk mencari ikan, baik dengan peralatan tradisional maupun modern.

Penduduk Desa Karangmangu, Sarang, Rembang ini adalah hasil asimilasi dua suku Jawa dan Madura. Para penduduk sekitar merasa sangat beruntung dengan kehadiran Pondok Pesantren Al Anwar. Kerasnya kehidupan keseharian akibat lingkungan kerja mereka mendapatkan tempat teduhnya yang dengan keberadaan aktivitas pengajian dan kegiatan positif lain yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al Anwar. Dengan begitu, Pondok Pesantren Al Anwar dapat menjadi social control bagi penduduk sekitarnya. Di samping itu, kharisma serta pengasuh, KH Maimoen Zubair - متعنا الله بعلمه وطول حياته - menjadikan beliau sebagai rujukan sejuk dalam rangka mencari solusi masalah-masalah sosial ekonomi yang mereka hadapi serta memiliki peran penting dalam penyelesaian permasalahan yang timbul di antara mereka.

Logo Pesantren 
Berikut ini adalah logo Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang

Sumber:

Posting Komentar

0 Komentar