Header Ads

Tradisi Sekaten, Simbol Kedatangan Bulan Maulid

Surakarta, PecintaUlama.ID - Bunyi gamelan yang ditabuh mengalun merdu di sekitar kompleks Masjid Agung Surakarta mengiringi proses pembukaan gelaran Grebeg Mulud atau lebih dikenal dengan Sekaten, Jumat (24/11) siang.

Dua gamelan yang ditabuh, yakni Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari, sebelumnya dikirab dari Keraton Kasunanan Surakarta menuju ke Masjid Agung Surakarta yang memiliki jarak lebih kurang 500 meter.

Sampai di area Masjid, dua gamelan itu ditempatkan pada dua tempat yang berbeda. Gamelan Kiai Guntur Madu ditempatkan di sisi selatan masjid atau di Bangsal Pradangga. Sedangkan gamelan Kiai Guntur Sari ditempatkan di utara masjid atau di bangsal Prangangga.

Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta GPH Dipokusumo menerangkan, perayaan Sekaten merupakan sebuah tradisi untuk memperingati bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. "Sekaten ini untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad," terang Gusti Dipo.

Menurut penjelasan Gusti Dipo, kedua gamelan ini akan dimainkan secara bergantian, dan saat shalat Dhuhur dan Ashar penabuhan gamelan berhenti.

Ditambahkan dia, pada perayaan Sekaten yang bertepatan dengan tahun kali ini akan ada tradisi Adang, yaitu sebuah tradisi memasak nasi yang dilakukan oleh PB XIII Hangabehi bertempat di Pawon Gondorasan.

Perayaan Sekaten di Surakarta digelar selama sepekan, dan ditutup dengan acara Grebeg Mulud Gunungan Sekaten sebagai puncak acara. [NU Online/PecintaUlama.ID]

Sumber: 

Posting Komentar

0 Komentar